Selasa, 14 Januari 2014



REFLEKSI FILSAFAT ILMU (PERTEMUAN KE 16)
(Kamis, 19 Desember 2013)
Nur Choiro Siregar - 13709251010
P.Mat- Kelas A PPS-UNY

MEMBANGUN DUNIA, HIDUP, PENEGETAHUAN DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Membangun Dunia
Dunia Filsafat merupakan sesuatu yang ada dan mungkin ada (pengertian dunia filsafat dalam pembelajaran filsafat ilmu). Oleh karena itu apa yang kita pikirkan dan tidak dapat dipikirkan itulah dunia. Apa yang disekitar kita dan diluar lingkungan kita itulah dunia. Dunia dapat berupa komponen sintesis dari anti-tesis dan tesis yang terkandung didalamnya. Jikalau ingin membangun dunia, maka bangunkanlah pikiran kita untuk memikirkan dunia itu. Dunia memiliki karakteristik dari komponen-komponennya masing-masing, sebagai contoh dunia pendidikan, dunia mahasiswa, dunia sekolah, dunia kerja dan banyak lagi dunia yang dapat kita pikirkan. Dalam membangun dunia tersebut, pikiran kita harus dapat memasuki komponen yang ada pada dunia tersebut. Sehingga untuk membangun dunia dapat dilakukan dengan hukum "Aku" yaitu pikiran dan "Bukan Aku" yaitu diluar Pikiran.
Ketika kita ingin membangun dunia dengan ilmu, maka kita akan berjumpa dengan logos dan mitos. Jarak antara logos dan mitos sangatlah dekat. Kita harus berhati-hati dengan jebakan mitos, karena ketika kita merasa sudah paham saat itulah sebenar-benar kita berjumpa dengan mitos. Maka sebenar-benar dunia yang kita bangun tidak akan terlepas dari logos dan mitos. Ketika kita membangun dunia dengan fatal atau vital. membangun bahwa dunia adalah bahasa, kita mengenal bahwa separo dunia yang kita pelajari adalah subjek dan predikat. Jika kita ingin membangun dunia dengan filsafat, maka sebenar-benar filsafat yang kita pelajari hanya mencakup separo dari dunia, dan separo dari dunia yang lain adalah penerapannya.
Jadi untuk membangun dunia kita masing-masing secara lengkap, maka kita harus mengharmonikan segala yang ada dan yang mungkin ada.
 Membangun Hidup dan Pengetahuan
            Pengetahuan dan hidup merupakan dua rangakaian yang tidak dapat dipisahkan sebab pengetahuan itu faktor terpenting dalam terciptanya hidup seseorang. Jika kita kaitkan dengan spritual yang pertama di alami rasul ketika menerima wahyu pertama adalah tentang “IQRA’” yang diperintahkan kepada kita untuk membaca, sebab dengan membaca itu merupakan sumber dari ilmu pengetahuan, struktur ilmu pengetahuan merupakan asas utama dalam memahami segala sesuatu. Untuk bisa membangun pengetahuan tersebut maka kita harus banyak membaca. Baik membaca yang ada dan yang mungkin ada. Terkadang kita merasa galau dengan hidup, sebenarnya apa yang menyebabkan kegelisahan tersebut?, hal ini disebabkan ketika umur kita bertambah namun ilmu kita tidak bertambah. Semua hal-hal keburukan yang menimpa hidup kita itu dikarenakan kita tidak punya ilmu untuk menyelesaikan permasalahan kita hadapi. Proses membangun hidup melalui penyebaran ilmu pengetahuan dapat kita lihat dari proses pembentukan elemen-elemen pokok yang merupakan bagian dari struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir (mental network) yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole). Namun, ia tidak merepresentasikan suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorang menerima pengetahuan terjadi proses seleksi yang alami, dimana pengetahuan tertentu diterima dan pengetahuan yang lain ditolak. Pengetahuan yang diterima oleh akal kita akan menjadi bagian dari struktur worldview yang dimilikinya.
            Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu bersifat acak, namun ia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran manusia. Dari konsep-konsep yang ada dalam diri manusia maka kita dapat menyusun kedalam beberapa struktur konsep. Professor Alparslan mengkategorikan struktur pandangan hidup menjadi lima:1) Struktur tentang kehidupan, 2) Struktur tentang dunia, 3) Struktur tentang manusia, 4) Struktur tentang nilai dan, 5) strutktur tentang pengetahuan.
            Proses terbentuknya struktur konsep dalam worldview ini bermula dari struktur tentang kehidupan, yang didalamnya termasuk cara-cara manusia menjalani kegiatan kehidupan sehari-hari, sikap-sikap individual dan sosialnya, dan sebagainya. Struktur tentang dunia adalah konsepsi tentang dunia dimana manusia hidup. Struktur tentang ilmu pengetahuan adalah merupakan pengembangan dari struktur dunia (dalam transparent worldview).
             Meskipun proses akumulasi kelima struktur diatas dalam pikiran seseorang tidak selalu berurutan seperti yang disebut diatas, tapi yang penting kelima struktur itu pada akhirnya menjadi suatu kesatuan konsepsi dan berfungsi tidak saja sebagai kerangka umum (general scheme) dalam memahami segala sesuatu termasuk diri kita sendiri, tapi juga mendominasi cara berfikir kita. Disini dalam konteks lahirnya ilmu pengetahuan di masyarakat, struktur ilmu pengetahuan merupakan asas utama dalam memahami segala sesuatu. Ini berarti bahwa teori atau konsep apapun yang dihasilkan oleh seseorang dengan pandangan hidup tertentu akan merupakan refleksi dari struktur-struktur diatas.
Adapun cara membangun hidup yang baik adalah: 1) Mengenal, suatu kodrat manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya, 2) Mengerti, maksudnya mengerti terhadap hidup itu sendiri, 3) Menghayati, dengan menghayati hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran hidup itu sendiri, 4) Meyakini,  merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya, 5) Mengabdi, merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain, dan 6) Mengamankan, mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu hidup lalu ada orang lain yang menggangu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawan.
Dari paparan di atas dapat di pahami bahwa hidup tanpa pengetahuan yang benar akan diumpamakan seperti seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.” Kedua manusia ini adalah sama-sama hidup di dunia akan tetapi jalan hidup keduanya berbeda akibat dari cara membangun penegetahuan yang salah dan benar.
Membangun Pendidikan Matematika
Pendidikan matematika menganggap segala sesuatu itu terikat oleh runag dan waktu. Segala sesuatu yang ada dan yang mugkin ada berada dalam ruang dan waktunya sendiri-sendiri, sebenar-benar yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini tidak ada yang sama, karena segala yang ada dan yang mungkin ada relatif terhadap ruang dan waktu. Identitas dari pendidikan matematika adalah matematika itu kontrdiktif, matematika itu relatif, matematika itu plural, matematika itu korespondensi.salah satu cara membabgun pendidikan matematika yang keliru terjadi pada Fenomena UN, UN merupakan contoh kejanggalan dalam pendidikan matematika, karena pada UN menganggap matematika itu tunggal dan matematika itu konsisten. Dengan adanya UN merubah sistem belajar siswa dalam membagun konsep matematikanya, kareana mereka menganggap bahwa UN adalah segala-galanya sehingga mereka merasa dituntut untuk wajib lulus UN, tanpa mempedulikan apakah mereka benar-benar telah membangun konsepnya atau belum, karena dalam UN tidak menggambarkan apakah siswa telah menguasai konsepnya atau belum. Karena jenis tesnya pilihan ganda yang hanya mementingkan hasilnya tanpa mempedulikan proses mendapatkan solusinya, maka proses pembelajaran yang seharusya menekankan pada pemberian pengalaman pada siswa untuk membangun konsepya berubah menjadi seperti kurikulum pada bimbel yang hanya mementingkan rumus-rumus praktisnya, sehingga kebanyakan siswa hanya akan terjebak dalam mitos belaka. Padahal dengan sistem belajar yang menyipang dari apa yang seharusnya diberkan pada metematika sekolah seperti itu akan memperburuk pendidikan di negara kita. Maka revolusi pendidikan di negara kita benar-benar diperlukan, agar matematika yang diberikan di sekolah benar-benar menjadi logos, tidak hanya mitos belaka. Siswa benar-benar bisa memiliki pengalaman untuk membangun konsepnya.
Sebagai calon guru matematika maka kita harus mengenal filsafat pendidikan matematika. Agar nantinya kita dapat menjalankan amanah sebagai seorang guru dengan baik dan benar-benar bisa mempertanggung jawabkan dari segala hal yang kita lakukan. Cara membangun pendidikan matematika itu harusnya sadar terhadap ruang dan waktu dan bisa menempatkan segala sesuatunya pada ruang dan waktunya.
Contoh 1: sebuah bilangan apabila dibagi dengan tak hingga maka hasinya adalah nol. Kita dapat menterjemahkan ini kedalam filsafat, sebuah bilangan yang dimaksud dapat kita isi dengan bilangan berapapun, dalam hal ini dapat kita terjemahan sebuah bilangan tersebut dengan dosa-dosa kita, sedangkan tak terhingga dapat kita terjemahkan seringnya kita meminta maaf dan nol dapat kita artikan dengan keadaan suci. Maka dari gambaran tadi kita dapat mengambil hikmahnya yaitu ketika kita memohon ampun dengan bersungguh-sungguh dan selalu memohon ampun atas segala dosa-dosa kita maka insyaAllah, ALLAH SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan kita akan kembali suci.
Contoh 2: dalam matematika kita juga mengenal bahwa sebuah bilangan di pangkatkan nol maka hasilnya adalah satu. Dalam hal ini dapat kita terjemahkan bahwa nol adalah keikhlasan dan satu adalah keesaan Tuhan, hal ini berarti setinggi-tinggi derajat manusia adalah manusia yang ikhlas.